Selasa, 20 Desember 2016

Ayo Ciptakan Moment Asyik Bersama Anak Setiap Saat



Saya paling senang kalau sudah menjelang akhir tahun seperti ini, karena artinya saya bisa liburan bareng keluarga saya tercinta. Bagi keluarga kecil kami, liburan itu gak harus pergi keluar, bermain bersama di rumah juga termasuk liburan lho. Tapi gak ada salahnya memanfaatkan waktu libur yang lebih lama untuk mengeksplor ke tempat lain untuk memperkaya pengalaman si kecil.

Dari beberapa kesempatan liburan bersama, ada dua cerita liburan yang sangat berkesan bagi keluarga kami. Yaitu saat kami berlibur ke Malang juga ke Bojonegoro. Mau tahu bagaimana keseruan liburan kami?

Dari Bekasi Ke Sugihwaras Demi Melepas Rindu Pada Keluarga Besar

Awal mula kami bertolak dari Bekasi menuju Bojonegoro, dengan berbekal berita tentang hari perayaan Eyang kami tercinta. Karena sudah lama gak pergi berlibur, jadilah Mas Suami memutuskan untuk membeli tiket kereta api untuk perjalanan menuju Sugihwaras. Lokasi Sugihwaras ini merupakan bagian dari kota Bojonegoro. Jadi, kami tetap harus berhenti di stasiun Bojonegoro, baru kemudian melanjutkan perjalanan selama 2 jam ke Sugihwaras.

Siang hari, kami sudah berangkat dari rumah mengendarai taksi, agar tidak perlu berpikir berapa biaya parkir kalau mobil menginap di stasiun. Menuju stasiun gambir ternyata perjalanan kami diberi kemudahan, jalanan sepanjang Jakarta tidak macet sama sekali.

Akhirnya kami tiba tepat 2 jam sebelum keberangkatan. Masih ada waktu untuk bersantai ria, tanpa pusing terburu-buru. Apalagi, kami masih sempat untuk melaksanakan solat wajib terlebih dahulu. Anak saya juga sangat excited ternyata setelah dikabari akan pergi jalan-jalan dengan kereta. Apalagi setiap kereta lewat, dia akan antusias menanyakan apakah itu kereta yang akan kami tumpangi atau bukan.

Tiba-tiba, ketika setelah selesai melaksanakan solat, ada seorang Ibu yang usianya separuh baya, menghampiri kami sambil tersenyum dan memainkan rambut anak saya. "Duh, rambutnya hitam banget ya, lucu. Keriting spiral alami atau ke salon?" Saya menyahut dengan bahagia, "alami dong Bu, memang dari lahir sudah keriting rambutnya."

Kemudian kami saling berbincang santai, sambil Ibu tersebut masih memainkan rambut anak saya, tidak lama beliau curhat. Kalau cucunya itu rambutnya kemerahan dan gak lebat. "Ini waktu kecil dikasih apa ya kok bisa bagus banget rambutnya?" Saya tersenyum saja, karena memang tidak pernah melakukan perawatan khusus, saya jawab, "cuma rutin dikasih Minyak Kemiri Al-Khodry aja, Bu."

Sontak si Ibu langsung bertanya bisa beli dimana, harganya berapa. Saya pikir, semangat banget Ibu ini. Memang ya, posisi cucu itu sepertinya segalanya banget untuk seorang nenek. Dan, karena memang saat itu saya bawa minyak Kemiri cadangan di tas, akhirnya saya berikan pada si Ibu, tapi tetap dia meminta saya untuk menjualnya, dia menolak untuk dikasih begitu saja.

Allhamdulillah, ketemu dengan orang baik, tau kalau saya ini pedagang yang kalau ambil untuk gak seberapa. Tapi, dengan murah hatinya, beliau maunya membeli barang yang saya sodorkan. Padahal saya juga biasa aja, cerita-cerita biasa.

Tidak lama, ternyata terdengar informasi bahwa kereta yang akan membawa kami ke Bojonegoro sudah tiba. Kami berpisah dengan Ibu Sutinah (Ibu paruh baya tadi) sambil bertukar nomor handphone, katanya agar bisa tetap menjaga ukhuwah. Ah, belum apa-apa saya semakin semangat untuk safar kali ini. Apalagi sudah diawali dengan pertemuan luar biasa dengan seorang Ibu yang baik hati.



Perjalanan Selama 12 Jam Di Kereta Selalu Terkenang



Rasanya memang sangat menyenangkan, ketika baru sampai di Cirebon, malam sudah menyapa. Satu-persatu banyak juga penumpang yang mulai membuka bekal makanan yang mereka bawa. Saya juga sudah siap dengan perbekalan dari Bekasi yaitu Nasi dengan Ayam goreng dan sambal.

Sambil berbincang seru, bersama Mamah dan Papah di dalam kereta, di saat menyantap makan malam bersama. Kemudian merencanakan akan jalan-jalan kemana saja selama di Sugihwaras dan Bojonegoro. Rasanya sangat bahagia sekali.

Sudah terbayang rasanya kami akan menikmati perjalanan dengan nyaman, anak saya juga terlihat sangat senang karena dia gak mau sama sekali beranjak dari jendela kereta. Berharap masih bisa melihat ke arah pekatnya malam di luar.

Seperti biasa, sebelum saya menyuapi anak saya, pasti saya berikan dulu satu sendok takar Madu Gemuk, soalnya beberapa bulan sebelumnya, anak saya ini gak doyan makan sama sekali. Bikin senewen juga, apalagi tubuhnya lama kelamaan sangat kurus seperti tengkorak hidup. Alhasil saya rutinkan saja memberi dia Madu Gemuk, sebagai ikhtiar semoga anak saya gak mogok makan lagi.

Allahamdulillah, baru sekitar tiga minggu kemudian, saya menyadari kalau anak saya ini gak nolak kalau saya suapin. Mau itu lauknya sayur sop atau sayur apa saja, dia langsung membuka mulutnya tanpa harus drama kumbara seperti sebelumnya. Teriak-teriakan, sampai lari ke luar rumah itu seperti adegan yang biasa sebelum anak saya minum Madu Gemuk.

Jadi, pas dia mulai lahap, rasanya tuh, dada saya kayak terlepas dari himpitan, gitu. Siapa sih yang gak kepengen anaknya sehat dan lahap makan iya kan?




Dari Bojonegoro Ke Malang Demi Semangkuk Bakwan Malang dan Mie Tek Telor


Apa yang membuat liburan terasa sangat menyenangkan? Pastinya karena setiap tempat yang kami kunjungi selalu ramah menyapa dengan senyum yang tulus. Sama seperti ketika kami menghabiskan waktu selama 3 hari di Sugihwaras dan Bojonegoro. Setiap pagi, saya dan keluarga besar dihidangkan Nasi Pecel untuk sarapan.

Coba deh, nasi pecel yang dibungkus daun jati itu kan nikmat sekali. Siapa sih yang nolak? Apalagi makan siangnya kami disuguhi Steak Solo yang juga dimasak sendiri oleh empunya rumah, Tante kami tercinta. Rasanya semakin betah saja tinggal di sana. Terlebih suasana di Sugihwaras ini benar-benar desa banget!

Meski sudah dibeton jalannya, tapi tetap saja masih banyak yang berjalan kaki, sampai anak-anak sekolah mengendarai sepeda. Senang sekali rasanya. Belum lagi, pemandangan sawah menghampar dari ujung jalan masuk menuju Sugihwaras sampai ke rumah.

Setelah menghabiskan hari-hari di Bojonegoro tibalah waktunya kami berangkat ke Malang dengan kereta. Karena, kalau menggunakan mobil memakan banyak waktu yang tidak sedikit. Belum lagi bisa-bisa badan capek duluan, karena kalau di mobil akan sulit bergerak leluasa. Sementara di kereta kita bebas untuk berjalan hilir mudik sambil menikmati pemandangan siang itu yang lumayan terik.

Sampai di stasiun Malang, kami langsung menghambur ke jajanan di depan stasiun. Meski katanya bakwan Malang (bakso kalau di Bekasi) yang ada di depan stasiun, kurang begitu lezat, tapi kok tetap saja rasanya berbeda. Apalagi suasananya juga berbeda sekali.

Sehabis menyantap semangkuk bakwan Malang, Mas Suami memberi informasi kalau rental mobil sudah siap untuk membawa kami berkeliling. Setidaknya selama dua hari kami akan menghabiskan waktu di Malang.

Hal yang membuat saya terpesona adalah gedung Universitas Muhammadiyah. Duh, tempatnya membuat saya ingin turun terus foto-foto deh. Tapi gak sempat karena jalanan sedang ramai sehingga kami gak mau sampai di tempat saudara terlambat.

Selama beberapa hari di Malang, ada satu cerita yang membuat Neneknya anak saya ini sempat dilanda panik. Yaitu, anak dari sepupu kami, tempat kami menginap, ternyata menyimpan banyak sekali slice atau kutu rambut! Sempat sih ketar-ketir, tapi kemudian ingat, kalau si Kakak kan memang shampoonya sudah saya ganti, dengan shampoo khusus anti kutu.

Ya, namanya anak-anak. Kadang memang gak bisa diprediksi kapan atau sama siapa terkena serangan kutu. Gara-gara pernah terkena kutu rambut, akhirnya saya ganti shampoonya dengan Shampoo Anti Kutu. Selama ini, keluhan kutu rambut juga sudah teratasi.

Nah, karena gregetan juga sih, akhirnya keponakan saya, saya keramasin pakai Shampoo Anti Kutu. Biar kutunya minggat selama-lamanya. Meski selama dua hari, sehari dua kali, saya keramasin, tapi sudah ada hasilnya, karena ketika diserit rambutnya, ternyata kutunya sudah berkurang. Tinggal telur-telurnya saja.

Akhirnya, saya meninggalkan satu botol Shampoo Anti Kutu di rumah sepupu saya itu. Biar tuntas problem kutu di rambut keponakan saya.



Jadikan Moment Asyik Bersama Anak Setiap Saat


Sampai saat ini saja, saya masih suka teringat dengan moment yang bahagia ketika liburan tiba. Ini juga alasan kami, kenapa ingin mengajak anak liburan bersama keluarga ke tempat yang jauh dari Bekasi. Agar kenangan selama perjalanan terekam oleh ingatan buah hati kami. Apalagi selama liburan benar-benar kami manfaatkan dengan baik hingga terbentuk quality time bersama anak.

Memberikan masa kecil yang bahagia bagi anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis dan kesehatan anak. Seperti yang dikutip dari Healthday dalam Sindonews.com, disebutkan bahwa orang dewasa yang memiliki masa kecil yang sehat dan stabil akan cenderung memiliki jantung yang sehat. Selain itu, referensi lain menyebutkan bahwa ada keterkaitan antara hubungan sosial anak dan remaja dengan tingkat kesejahteraan saat dewasa. Hal ini menunjukan betapa pentingnya memiliki hubungan positif di masa kecil hingga usia dewasa.

Itu sebabnya memberikan memori masa kecil yang indah bagi anak sangat penting sekali, salah satunya dengan memanfaatkan waktu libur berkualitas hingga tercipta liburan ceria bersama anak. Semoga apa yang sudah kita berikan di masa kecilnya dapat menuntun sang buah hati menjadi manusia dewasa seutuhnya yang bijak dalam memaknai hidup. Jadi, setelah ini kita mau liburan kemana lagi ya?

Artikel Terkait